Apakah kalian tahu legum pakan ternak populer? Jika belum, yuk langsung saja kita simak ulasan selengkapnya dalam artikel di bawah!
Pengertian Legum
Kacang-kacangan merupakan sebutan yang diberikan untuk biji yang memiliki ukuran relatif lebih besar dibandingkan dengan serealia serta dipakai untuk dijadikan sebagai bahan pangan untuk manusia serta hewan ternak. Kacang-kacangan biasanya diperoleh dari tanaman yang berasal dari famili Fabaceae. Akan tetapi tanaman yang berasal dari kacang-kacangan yang dipanen dalam usia muda misalnya saja kapri, buncis, serta edamame tidak disebut dengan kacang-kacangan yang berada dalam definisi FAO.
Legum Pakan Ternak Populer Untuk Ternak
1. Sentro
Tanaman Sentro adalah tumbuhan perennial salah satu jenis dari tanaman leguminosa yang berasal dari negara Amerika Tengah serta Mexico dan juga bisa dipakai untuk menjadi hijauan pakan ternak. Nama ilmiah yang berasal dari tanaman yang satu ini yakni Centrosema pubescens. Sentro tumbuh secara baik dengan memiliki curah hujan sebesar 2000 mm/tahun. Tanaman yang satu ini membelit pada tanaman lain maupun hidup dengan menjalar di area pagar serta dapat juga menjalar bersama dengan rumput.
Jenis legum yang satu ini bisa di tanam bersama dengan rumput serta bagus untuk dijadikan sebagai soil cover maupun berfungsi untul menutup tanah serta bisa melakukan pencegahan terjadinya erosi. Sentro bisa diberikan terhadap ternak dengan menggunakan sistem cut and carry. Kandungan protein kasar yang terdapat dalam sentro yang berusia 6 minggu yakni kurang lebih sekitar 24%, sedangkan kandungan serat kasar kurang lebih sekitar 32%.
Budidaya tanaman sentro bisa dilaksanakan dengan menggunakan penanaman biji, pols, ataupun stek ditanah yang telah dilakukan pengolahan. Biji yang didapatkan dari hasil tanaman sentro bisa memiliki berat 107 kg/ha. Daun tanaman sentro mulai bisa di panen pada saat memasuki usia 3 bulan. Sedangkan hasil hijauannya sendiri memiliki variasi dari 7 hingga dengan 12 ton/ha/tahun bergantung terhadap kondisi lingkungan yang berada di sekitarnya.
Kelebihan yang berasal dari sentro dari jenis yang satu ini dibandingkan dengan jenis sentro secara umum yakni bisa menjadi tahan di cuaca yang dingin dan juga bisa tumbuh melakukan pembentukan stolon. Sedangkan kekurangannya yakni produksi benih yang memiliki jumlah sedikit.
2. Kaliandra
Calliandra calothyrsus atau banyak orang yaang mengenalnya dengan nama kaliandra adalah salah satu tanaman legume yang bisa dipakai menjadi pakan ternak. Tanaman yang satu ini berasal dari negara Amerika Tengah serta Meksiko. Kaliandra di Indonesia dibuat menjadi dua jenis yang berbeda yakni kaliandra merah dengan memiliki bunga dengan mempunyai warna merah serta kaliandra putih dengan memiliki bunga dengan warna putih. Tanaman kaliandra bisa hidup di daerah dengan mempunyai ketinggian 150 sampai dengan 1500 mdpl dengan memiliki curah hujan 2000 sampai 2400 mm/tahun meskipun dalam kondisi tanah yang terbilang cukup buruk.
Kaliandra bisa ditanam bersama dengan rumput supaya dapat menaikkan kualitas rumput yang terbilang cukup rendah. Pemberian pada ternak bisa dilaksanakan dengan menggunakan sistem cut and carry. Kandungan protein kasar yang terdapat dalam kaliandra kurang lebih sekitar 20%. Budidaya tanaman kaliandra bisa dilaksanakan dengan menggunakan biji yang di skarifikasi terlebih dahulu. Kaliandra yang ditanam dengan menggunakan biji dapat berbunga pada saat memasuki usia 2 tahun.
Daun kaliandra bisa dipanen pada saat memasuki usia 8 sampai 12 bulan. Supaya produksi daun yang optimal, proses memotong bisa dilaksanakan pada tanaman yang tingginya telah menyentuh angka 0,5 sampai 1 m setiap 2-3 bulan sekali. Hasil panen berat kering yang berasal dari tanaman ini yakni 3 hingga 14 ton/ha/tahun tergantung keadaan lingkungan yang terdapat di sekitarnya.
Kelebihan yang berasal dari tanaman yang satu ini yakni bisa tumbuh di kondisi tanah yang buruk serta bisa melakukan adaptasi dengan tanah yang dalam kondisi asam. Kekurangannya yakni tidak dapat menjadi tahan terhadap genangan, serta memiliki kandungan senyawa anti-nutrisi berupa tannin.
3. Turi
Turi atau memiliki nama latin Sesbania grandiflora adalah tanaman yang memiliki jenis legume yang berasal dari daerah Asia Tropik antara lain adalah Indonesia, India, Malaysia, Myanmar, serta Filipina. Tanaman yang satu ini bisa diberikan terhadap ternak sapi kambing maupun domba.
Turi yang tumbuh di area dataran rendah dengan memiliki ketinggian yaang hanya sampai 1000 mdpl dengan mempunyai curah hujan 2000 hingga 4000 mm/tahun untuk pertumbuhan yang paling baiknya. Akan tetapi tanaman yang satu ini juga bisa hidup di daerah dengan memiliki curah hujan yang terbilang rendah. Memberikan pakan pada ternak dilaksanakan dengan menggunakan sistem cut and carry. Kandungan protein kasar yang terdapat dalam turi yakni sebesar 25 sampai 30% dengan memiliki bentuk segar. Selain itu tanaman yang satu ini memiliki kandungan berupa tannin.
Budidaya pohon turi bisa dengan melewati stek batang maupun penyebaran benih biji di atas tanah yang telah diolah. Biji turi dapat timbul pada usia 9 bulan setelah proses penanaman. Daun turi bisa dilakukan pemanenan pada ketinggian tanaman hingga lebih dari 1 m, hasil penelitian memperlihatkan jika daun turi yang dipanen pada saat tanaman masih berada dibawah atau sama dengan 1 m dapat mengakibatkan kematian yang terjadi pada tanaman yang satu ini.
Hasil hijauan yang didapatkan dengan cara berat kering yakni sebanyak 20 ton/ha/tahun. Pohon turi dapat hidup sampai dengan 20 tahun. Kelebihan yang terdapat dalam kandungan turi yakni bisa tumbuh cepat dengan melakukan persebaran biji, toleran terhadap beraneka macam jenis tanah serta curah hujan, kualitas serta palatabilitas hijauan yang terbilang cukup tinggi. Kekurangan tanaman yang satu ini yakni tidak dapat menjadi tahan terhadap suhu yang dingin, tidak cocok untuk dilaksanakan grazing terhadap ternak, potensi yang diberikan kepada ternak non-ruminansia rendah bahkan tidak ada sama sekali.
4. Gamal
Gamal aatau memiliki nama latin Gliricidia sepium adalah tanaman legume yang berasal dari negara Amerika Tengah serta Brazil. Di daerah asalnya, tanaman yang satu ini dipakai untuk menjadi pelindung tanaman kakao. Kandungan protein kasar yang berada dalam berat kering pada gamal yakni kurang lebih sekitar 20 sampai 30%, serat kasar 15%. Selain itu, dalam tanaman gamal juga terdapat kandungan coumarin yang adalah senyawa yang bisa mengakibatkan rasa pahit dan bisa menjadi penghambat pembekuan dalam darah.
Budidaya gamal bisa dilaksanakan dengan menggunakan stek ataupun biji. Perbanyakan dengan menggunakan stek batang lebih gampang serta lebih cepat, akan tetapi perakaran kurang kuat apabila dibandingkan dengan proses menanam dengan melalui biji. Tanaman yang dibuat banyak dengan menggunakan stek bisa dipanen berada dibawah 1 tahun, sedangkan dalam perbanyakan dengan menggunakan biji hasil didapatkan pada saat usia 2 tahun. Interval pemotongan bisa dilaksanakan setiap 3 bulan sekali.
Produksi hijauan bisa mendapatkan hasil sebanyak 2 sampai 5 kg/potong/pohon. Tahap dalam memberikannya juga cukup mudah, daun yang dipotong yang berasal dari pohon cukup dibuat menjadi layu sebelum diberikan terhadap ternak supaya ternak tidak menjadi kembung. Kelebihan yang berasal dari tanaman gamal yakni memiliki nilai nutrisi terbilang tinggi, selain itu pohon ini bisa dijadikan sebagai pencegah erosi, serta penyubur tanah. Kekurangan yang berada dalam tanaman gamal yakni terdapat beberapa kandungan senyawa anti nutrisi misalnya saja coumarine. Selain itu juga terdapat senyawa HCN, nitrat, serta tannin walaupun dalam jumlah yang terbilang sedikit.
5. Alfalfa
Alfalfa atau yang lebih populer dengan nama Medicago sativa adalah salah satu tanaman legume yang bisa untuk diberikan terhadap ternak untuk menjadi hijauan pakan. Tanaman alfalfa merupakan legume yang berasal dari daerah Asia Selatan serta Asia Tengah. Tanaman yang satu ini bisa melakukan adaptasi secara baik di beraneka macam iklim serta kondisi tanah yang memiliki perbedaan. Alfalfa ini juga dapat hidup di area tanah dengan memiliki pH normal sampai dengan basa, serta dapat hidup dalam curah hujan sebanyak 200-2500 mm/tahun.
Kandungan protein kasar yang terdapat dalam tanaman yang satu ini yakni 16 sampai 29 %, NDF antara 40,45-44,9%, serta ADF antara 16,2 25,4 %. Tanaman yang satu ini bisa diberikan dengan menggunakan sistem cut and carry atau bisa dilaksanakan grazing. Budidaya alfalfa bisa dilaksanakan dengan menggunakan penyebaran biji pada lahan yang telah dilakukan pengolahan. Panen pertama tanaman alfalfa dapat dilaksanakan setelah tanaman berusia 51 hari. Panen kedua setelah memasuki usia 35 hari serta panen ketiga hingga seterusnya setelah berusia selama 21 hari.
Bagian yang diambil dari tanaman yang satu ini yakni bagian batang serta bagian daunnya. Panen dilaksanakan dengan menggunakan cara dipangkas sampai dengan mendekati pada bagian pangkal batang yang berada pada paling bawah. Rata-rata produksi alfalfa dalam kondisi bahan yan segar yakni memiliki berat 80 ton/ha/tahun maupun setara dengan 20 ton/ha/tahun dalam kondisi bahan yang kering. Pemberian terhadap ternak cukup dibuat menjadi layu supaya tidak terjadi kembung pada ternak.
Kelebihan yang berasal dari tanaman yang satu ini yakni bisa melakukan produksi sepanjang tahun, memiliki kualitas tinggi, dapat melakukan adaptasi dengan beraneka macam iklim, serta responsive terhadap irigasi. Sedangkan kelemahan yang berada di dalamnya yakni tingkat energy tanaman ini terbilang cukup rendah, bisa mengakibatkan kembung, tidak bisa terus menerus dilaksanakan grazing.
Saya seorang penulis di vagusnet.com dengan minat dan antusiasme tinggi terhadap perkembangan teknologi, khususnya di bidang IT. Selain menulis, saya senang belajar dan berbagi informasi seputar dunia bisnis serta tips terkini melalui tulisan-tulisan saya. Dengan dedikasi penuh terhadap teknologi, saya berusaha memberikan konten yang informatif dan inspiratif, mencakup berbagai aspek yang relevan dengan pembaca. Mari bersama-sama menjelajahi dunia inovasi dan pengetahuan, sambil terus tumbuh dan belajar bersama.